Pengertian
Cemas atau ansietas
merupakan reaksi emosional terhadap penilaian dari stimulus. Keadaan emosi ini
biasanya merupakan pengalaman individu yang subyektif, yang tidak diketahui
secara khusus penyebabnya. Ansietas berbneda dengan takut. Takut adalah
penilaian intelektual dari stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas. Individu
tersebut dapat menggambarkan sumber dari rasa takut. Ansietas dapat merupakan
suatu sumber kekuatan dan energinya dapat menghasilkan suatu tindakan yang
destruktif atau konstruktif.
Rentang respon ansietas
Rentang respon individu
terhadap ansietas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif seperti
terlihat pada gambar :
Respon adaptif ß----------------------------------------------------à Respon Maladaptif
___________________________________________________________________
antisipasi ringan sedang berat panik
Tingkat ansietas
Beberapa teori membagi
ansietas kedalam emapt tingkat sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :
1.
Ansietas
ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan
menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.
2.
Ansietas
sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3.
Ansietas
berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.
Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4.
Ansietas
panik
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak
dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
Pengkajian
a.
Faktor
predisposisi
Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah :
- Teori psikoanalitik
Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu
id, ego, dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif.
Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator antara
tuntutan dari id dan superego. Menurut teori psikoanalitik, ansietas merupakan
konflik emosional yang terjadi antara id dan superego, yang berfungsi
memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.
- Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang
menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri
rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat.
- Teori prilaku
Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli prilaku
menganggap ansietas merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan
keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa individu
yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut berlebihan akan
menunjukkan kemungkinan ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.
- Kajian keluarga
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga.
- Kajian biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu
kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
b.
Faktor
presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dapat diklasifikasikan dalam dua jenis :
- Ancaman terhadap integritas biologik
Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan
makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan faktor umum penyebab
ansietas.
- Ancaman terhadap rasa aman
Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri
meliputi ; (1) tidak tercapainya harapan, (2) tidak terpenuhinya kebutuhan akan
status, (3) rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan prilaku,
(4) tidak mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.
c.
Pengkajian
pada ansietas juga dilakukan pada tiga aspek yaitu :
- Aspek Fisiologis
Observasi status fisiologi klien dilakukan dengan mengidentifikasi respon
sistem saraf otonom, khususnya saraf simpatik. Klien dengan ansietas mungkin
terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, susah bernafas, rasa
tercekik, mulut kering, rasa kembung pada perut dan nyeri, berkeringat pada
telapak tangan dan tremor. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi paratiroid, tingkat
oksigen dan kalsium.
- Aspek kognitif
Pengkajian pada fungsi kognitif mungkin didapatkan : susah untuk
berkonsentrasi, menurunnya lapang persepsi, kurang perhatian terhadap hal yang
kecil atau susah untuk memfokuskan fikiran. Pada tingkat ansietas ditentukan
oleh luasnya gangguan pada fungsi kognitif.
- Aspek emosi atau prilaku
Gangguan pada aspek emosi atau prilaku antara lain : mudah tersinggung,
marah, menarik diri, merasa tidak berdaya, dan mudah menangis. Pengkajian pada
reaksi afektif didapatkan dari keluhan klien. Klien mungkin menceritakan bahwa
dirinya merasa gugup yang luar biasa, tegang, ketakutan, dan bingung.
TINJAUAN KASUS
Tn. Bd., 18 tahun, masuk
RSCM untuk menjalani operasi “Skin Graft”karena kulitnya tersayat akibat
kecelakaan. Operasi pertama gagal total dan sekarang adalah operasi yang kedua.
Saat ini ekspresi wajah klien selalu tegang, tekanan darah tinggi, nadi cepat.
POHON MASALAH
Resiko menarik diri Prilaku menyerang
Cemas core
problem
Kurang pengetahuan Pengalaman masa lalu
: kegagalan operasi Skin Graft I
Pengkajian yang harus
dilengkapi adalah :
Posting Komentar
Posting Komentar